Teriakanku makin tak terdengar
Sebenernya ini sebuah teriakan gw tentang kehidupan yang gw harap bakal merubah semua persepsi.
sebenarnya gw gak ingin membuat sebuah perbedaan dengan sebuah perbedaan yang justru terkesan arogan
oke back to the poin, saat ini gw ingin mengeritik sebuah persepsi tentang yang namanya MABUK atau dalam bahasa jaman sekarangnya giting, skip dan apalah itu.
Ada sebuah budaya baru yang berkembang disekitar gw tentang persepsi mabuk itu sendiri, secara terminologi-nya sendiri mabuk adalah:
Mabuk, dalam pengertian umum, adalah keadaan keracunan karena konsumsi alkohol sampai kondisi di mana terjadi penurunan kemampuan mental dan fisik. Gejala umum antara lain bicara tidak jelas, keseimbangan kacau, koordinasi buruk, muka semburat, mata merah, dan kelakuan-kelakuan aneh lainnya. Seorang yang terbiasa mabuk kadang disebut sebagai seorang alkoholik, atau "pemabuk". namun jika dikaji secara mendalam dalam ilmu filsafat dan agama, mabuk berarti tidak mengerti apa yang dikerjakan namun dalam keadaan sadar. ( sumber :wikipedia )
Nah dari hal tersebut gw melihat sebuah budaya baru kalo mabuk atau bisa kita sebut dengan mabok sebagai budaya dimana lo akan lebih terlihat jantan, manusiawi, kelas atas (highclass), berpredikat anak gaul, rock star, dll.
Gw jenuh dengan sebuah predikat sebagai Punk Rocker harus dengan mabuk, setau gw karya-karya yang gw ciptain tidak sedikitpun dalam keadaan mabuk, kadang gw suka jijik sendiri dengan beberapa tampilan orang yang menyatakan dirinya hebat saat dalam keadaan mabuk. Negara ini butuh orang-orang sadar, ingat saat ini negara kita hampir setengahnya (atau mungkin lebih) dipimpin oleh orang yang kurang waras, kalau calon pemimpin bangsa saja sudah sangat mudah to be insane, lalu bagaimana dengan nasib bangsa ini.
Sebagai contoh, seringkali gw berdiskusi dengan salah satu sahabat gw di sebuah warung kopi dekat dengan tempat tinggal gw, lalu datanglah seorang "teman"(bisa dikatakan begitu mungkin ) dengan gaya sok borjuis dan dengan sangat sombongnya berkata, "bos asik nih minuman" (mulutnya sudah berbau alkohol) dan mengacaukan obrolan gw dengan kawan gw tadi.
Siapa yang harus disalahkan?, bukan gw sok suci, gw juga peminum, tapi bukan pemabuk, saat ini gw miris dengan alkohol yang sangat mudah dijual bebas pada anak-anak -18 thn, ah mau jadi apa negara ini, kalau di kondisikan ke musik, mereka kadang meminum sebelum masuk kedalam gigs, setelah mabuk mereka pun masuk kedalam moshpit untuk sekedar bertarung atau mencari lawan berkelahi, kadang esensi musik atau musisi yang ada di depan panggung tersebut pun hilang tak berarti.
Lalu mereka dengan bangganya meng-Aklamasikan diri, telah memukul dan membuat babak belur beberapa orang, bahkan notabene-nya adalah kawan dalam satu tujuan (dalam hal ini Underground).
Akar masalah ini sebenarnya pada tingkat kedewasaan dalam mencerna sebuah kultur barat yang di transkultur-kan ke kultur kita, beberapa dari mereka mengartikan semua dalam bentuk violence, anarchy, chaos itu sebagai sebuah hal indah dan keren.
Gw sering berteriak dan menyindir dengan halus, bahakan mulai frontal, tapi teriakan nasihat dianggap sebagai ke-oldschool an diri gw. Kadang gw berfikir mungkin budaya ini belum bisa diterima oleh sebagian besar anak muda jaman ini karena tingkat nalar dan pemahaman mereka yang kurang.
Semoga teriakan ini lekas terdengar
sebenarnya gw gak ingin membuat sebuah perbedaan dengan sebuah perbedaan yang justru terkesan arogan
oke back to the poin, saat ini gw ingin mengeritik sebuah persepsi tentang yang namanya MABUK atau dalam bahasa jaman sekarangnya giting, skip dan apalah itu.
Ada sebuah budaya baru yang berkembang disekitar gw tentang persepsi mabuk itu sendiri, secara terminologi-nya sendiri mabuk adalah:
Mabuk, dalam pengertian umum, adalah keadaan keracunan karena konsumsi alkohol sampai kondisi di mana terjadi penurunan kemampuan mental dan fisik. Gejala umum antara lain bicara tidak jelas, keseimbangan kacau, koordinasi buruk, muka semburat, mata merah, dan kelakuan-kelakuan aneh lainnya. Seorang yang terbiasa mabuk kadang disebut sebagai seorang alkoholik, atau "pemabuk". namun jika dikaji secara mendalam dalam ilmu filsafat dan agama, mabuk berarti tidak mengerti apa yang dikerjakan namun dalam keadaan sadar. ( sumber :wikipedia )
Nah dari hal tersebut gw melihat sebuah budaya baru kalo mabuk atau bisa kita sebut dengan mabok sebagai budaya dimana lo akan lebih terlihat jantan, manusiawi, kelas atas (highclass), berpredikat anak gaul, rock star, dll.
Gw jenuh dengan sebuah predikat sebagai Punk Rocker harus dengan mabuk, setau gw karya-karya yang gw ciptain tidak sedikitpun dalam keadaan mabuk, kadang gw suka jijik sendiri dengan beberapa tampilan orang yang menyatakan dirinya hebat saat dalam keadaan mabuk. Negara ini butuh orang-orang sadar, ingat saat ini negara kita hampir setengahnya (atau mungkin lebih) dipimpin oleh orang yang kurang waras, kalau calon pemimpin bangsa saja sudah sangat mudah to be insane, lalu bagaimana dengan nasib bangsa ini.
Sebagai contoh, seringkali gw berdiskusi dengan salah satu sahabat gw di sebuah warung kopi dekat dengan tempat tinggal gw, lalu datanglah seorang "teman"(bisa dikatakan begitu mungkin ) dengan gaya sok borjuis dan dengan sangat sombongnya berkata, "bos asik nih minuman" (mulutnya sudah berbau alkohol) dan mengacaukan obrolan gw dengan kawan gw tadi.
Siapa yang harus disalahkan?, bukan gw sok suci, gw juga peminum, tapi bukan pemabuk, saat ini gw miris dengan alkohol yang sangat mudah dijual bebas pada anak-anak -18 thn, ah mau jadi apa negara ini, kalau di kondisikan ke musik, mereka kadang meminum sebelum masuk kedalam gigs, setelah mabuk mereka pun masuk kedalam moshpit untuk sekedar bertarung atau mencari lawan berkelahi, kadang esensi musik atau musisi yang ada di depan panggung tersebut pun hilang tak berarti.
Lalu mereka dengan bangganya meng-Aklamasikan diri, telah memukul dan membuat babak belur beberapa orang, bahkan notabene-nya adalah kawan dalam satu tujuan (dalam hal ini Underground).
Akar masalah ini sebenarnya pada tingkat kedewasaan dalam mencerna sebuah kultur barat yang di transkultur-kan ke kultur kita, beberapa dari mereka mengartikan semua dalam bentuk violence, anarchy, chaos itu sebagai sebuah hal indah dan keren.
Gw sering berteriak dan menyindir dengan halus, bahakan mulai frontal, tapi teriakan nasihat dianggap sebagai ke-oldschool an diri gw. Kadang gw berfikir mungkin budaya ini belum bisa diterima oleh sebagian besar anak muda jaman ini karena tingkat nalar dan pemahaman mereka yang kurang.
Semoga teriakan ini lekas terdengar
Comments
Post a Comment